CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 10 Februari 2010

Lulu: pengidap MR; Tugas 1

Berikut ini adalah pengalaman saya ketika saya masih duduk di bangku SMP:

Saat saya masih SMP, saya bersekolah di Kisaran, tepatnya di Perguruan Swasta Diponegoro. Di sekolah itu, di kelas adik saya, terdapat seorang pelajar yang tidak biasa, sebut saja namanya Lulu.

Lulu disekolahkan di sekolah kami karena di kota kami tidak ada Sekolah Luar Biasa untuk anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih. Karena itu, Lulu tidak mampu mengikuti pelajaran seperti siswa-siswa lainnya, sehingga ia berulang kali tinggal kelas.

Lulu tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang paling sederhana sekalipun, tidak mampu mengikuti instruksi guru, bertingkah laku yang kadang sangat kekanakan, dan ia juga memperlihatkan beberapa perilaku abnormal yang terkadang berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Menurut kabar burung, Lulu menderita MR (Mental Retardation).

A. Definisi MR

Menurut DSM-IV-TR (2000), ada 3 kriteria Retardasi Mental:

1. Intellectual Deficits, dengan acuan IQ 70, terbagi atas beberapa level:

a. Mild MR, IQ antara 55-70.

b. Moderate MR, IQ antara 40-54.

c. Severe MR, IQ antara 25-39.

d. Profound MR, IQ <>

2. Adaptive Behavior, individu tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

3. Dimulai sejak sebelum usia 18 tahun.

B. Penyebab MR

1. Faktor Genetik

a. Sindrom Down (Down Syndrome)

Anak dengan sindrom down memiliki tiga buah kromosom 21 yang seharusnya hanya ada dua, sehingga kondisi ini disebut juga trisomy 21.

Pada awalnya, gangguan ini disebut mongoloidism karena karakteristik muka: wajah lebar, mata dengan lipatan yang berlebih, dan hidung pesek.

Kognitif anak-anak dengan sindrom down rata-rata IQ-nya 50, intelegensi sosial mereka biasanya tinggi, namun kurang dalam hal kemampuan berkomunikasi.

b. Fragile-X Syndrome

Kondisi ini diakibatkan karena keabnormalan kromosom X, dan biasanya lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita.

Karakteristik penderita sindrom fragile-X ini adalah wajah memanjang, hidung pesek, rahang menonjol, telinga panjang, dan koordinasi tubuh yang buruk.

Anak dengan sindrom fragile-X menunjukkan kerja yang bagus pada tugas yang membutuhkan memproses holistic, seperti mengenali gambar, tetapi kesulitan dalam tugas yang membutuhkan logika linear.

2. Kerusakan Otak

Bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Lingkungan luar, misalnya: benturan di kepala, malnutrisi, keracunan, luka saat kelahiran, atau ibu yang mengonsumsi alkohol pada waktu hamil.

2. Infeksi virus pada ibu hamil, misalnya: rubella, sifilis, herpes, dan AIDS.

3. Infeksi pada masa kanak-kanak, misalnya: meningitis dan encephalitis.

C. Cara menangani anak dengan retardasi mental

Salah satu cara menangani anak dengan retardasi mental adalah dengan cara menyesuaikan materi pelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan si anak. Dengan kata lain, sekolah harus menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajar yang tidak biasa.

Berikut ini adalah siklus pengembangan kurikulum (Depdiknas, 2006):

1. Perencanaan kurikulum

a. Merumuskan tujuan

b. Perumusan materi

c. Perumusan kegiatan pembelajaran

d. Penentuan alat evaluasi yang diperlukan

2. Pengembangan kurikulum

a. Mengembangkan tujuan kurikulum

b. Mengembangkan materi

c. Mengembangkan metode kurikulum

d. Mengembangkan evaluasi kurikulum

3. Pelaksanaan kurikulum

4. Penilaian kurikulum

Sekian yang dapat saya sampaikan untuk menyelesaikan tugas kuliah ini, apabila ada kesalahan dalam pengetikan maupun yang lainnya, saya mohon maaf. Jika pembaca mendapati ada kesalahan informasi, silahkan tinggalkan komentar. Saran dan kritik diterima dengan senang hati. Terima kasih.

Referensi:

1. Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana.

2. Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta.

3. Kerig, Partricia. (2006). Developmental Psychopathology: From Infancy through Adolescence (Fifth Edition). New York: McGraw-Hill.

11 Februari 2010,

Cecilia Horison

00:14

0 komentar: